Seorang pengemudi taksi online bernama Ari Manorek mengadu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah video yang akhirnya viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah di akun Facebook Vadisa Cahaya, Ari tampak menangis meminta keringanan terhadap cicilan yang ditanggungnya.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Selasa (7/4/2020) Ari mengaku mobil yang ia gunakan untuk bekerja akan ditarik leasing.
Pasalnya, perusahaan tempatnya bekerja tidak memberi dispensasi cicilan selama pandemi Covid-19.
Hal tersebut bertolak belakang dengan intruksi Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu yang menyebut akan melonggarkan kredit bagi para pekerja harian termasuk driver online.
Ari menjelaskan ia mencicil mobil ke perusahaan sebesar Rp1.390.000 per minggu.
"Pak Presiden saya mencicil per minggu untuk keseluruhan saya,tidak ada masaalah 4 bulan mencapai usia 3 tahun 2 tahun saya lunas, karena target adalah 5 tahun, " kata Ari.
Namun pandemi Covid-19 ini membawa dampak cukup signifikan terhadap penghasilan yang diperoleh Ari.
Hal itu pun membuat pria berkacamata ini kesulitan dalam membayarkan cicilannya.
"Covid-19 mengalami dampak yang luar biasa, tapi saran bapak untuk melihat kondisi di lapangan supaya perusahaan memudahkan bawahan jika maksud bapak bawahan itu kami, terima kasih pak, " kata Ari.
Ari mengaku sudah mengajukan dispensasi cicilan ke perusahaannya, sayangnya pengajuan tersebut ditolak.
"Maka itu saya memberitahu saya coba menyampaikan ke perusahaan ke perusahan itu tidak saya alami pak, yang saya alami adalah saya diperintahakan kalau mau melanjutkan bayar dengan normal, tidak ada dispensasi atau diskon," ujarnya.
Hal ini juga berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya.
Kendati demikian, ia terpaksa harus tetap menjalaninya agar tetap menghasilkan uang.
"Padahal kalau saya melanjutkan pekerjaan saya bisa memberi makan isti dan anak saya dan saya bisa bayar kontrakan," ucap Ari.
"Tapi kalau dipaksa seminggu Rp1.390.00 saya nyerah pak, saya harus pilih apa? Pilihan saya tetap bekerja, saya tidak mau jadi warga menganggur tidak bekerja," katanya sambil menangis.
Ari lalu meminta Presiden Jokowi untuk ikut memikirkan nasib para pekerja harian lainnya seperti dirinya.
"Bapak lihatlah kami, saya dan ribuan teman sedang menangis tidak tahu mengadu kemana," katuanya.
"Wajarkah kami dituntut bayar normal pak ? kami bukan minta supaya kami dibebaskan membayar, kami minta penundaan pembayaran, kalau masanya sudah normal kami tebus bayaran itu, kami bisa, tapi jangan tarik mobil ini, " kata Ari Manorek. video.tribunnews.com
Dalam video yang diunggah di akun Facebook Vadisa Cahaya, Ari tampak menangis meminta keringanan terhadap cicilan yang ditanggungnya.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Selasa (7/4/2020) Ari mengaku mobil yang ia gunakan untuk bekerja akan ditarik leasing.
Pasalnya, perusahaan tempatnya bekerja tidak memberi dispensasi cicilan selama pandemi Covid-19.
Hal tersebut bertolak belakang dengan intruksi Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu yang menyebut akan melonggarkan kredit bagi para pekerja harian termasuk driver online.
Ari menjelaskan ia mencicil mobil ke perusahaan sebesar Rp1.390.000 per minggu.
"Pak Presiden saya mencicil per minggu untuk keseluruhan saya,tidak ada masaalah 4 bulan mencapai usia 3 tahun 2 tahun saya lunas, karena target adalah 5 tahun, " kata Ari.
Namun pandemi Covid-19 ini membawa dampak cukup signifikan terhadap penghasilan yang diperoleh Ari.
Hal itu pun membuat pria berkacamata ini kesulitan dalam membayarkan cicilannya.
"Covid-19 mengalami dampak yang luar biasa, tapi saran bapak untuk melihat kondisi di lapangan supaya perusahaan memudahkan bawahan jika maksud bapak bawahan itu kami, terima kasih pak, " kata Ari.
Ari mengaku sudah mengajukan dispensasi cicilan ke perusahaannya, sayangnya pengajuan tersebut ditolak.
"Maka itu saya memberitahu saya coba menyampaikan ke perusahaan ke perusahan itu tidak saya alami pak, yang saya alami adalah saya diperintahakan kalau mau melanjutkan bayar dengan normal, tidak ada dispensasi atau diskon," ujarnya.
Hal ini juga berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya.
Kendati demikian, ia terpaksa harus tetap menjalaninya agar tetap menghasilkan uang.
"Padahal kalau saya melanjutkan pekerjaan saya bisa memberi makan isti dan anak saya dan saya bisa bayar kontrakan," ucap Ari.
"Tapi kalau dipaksa seminggu Rp1.390.00 saya nyerah pak, saya harus pilih apa? Pilihan saya tetap bekerja, saya tidak mau jadi warga menganggur tidak bekerja," katanya sambil menangis.
Ari lalu meminta Presiden Jokowi untuk ikut memikirkan nasib para pekerja harian lainnya seperti dirinya.
"Bapak lihatlah kami, saya dan ribuan teman sedang menangis tidak tahu mengadu kemana," katuanya.
"Wajarkah kami dituntut bayar normal pak ? kami bukan minta supaya kami dibebaskan membayar, kami minta penundaan pembayaran, kalau masanya sudah normal kami tebus bayaran itu, kami bisa, tapi jangan tarik mobil ini, " kata Ari Manorek. video.tribunnews.com