Dua orang China memborong masker dalam jumlah banyak di Pasar Pramuka, Jakarta. Jumlah masker yang dipesan mencapai 2.000 boks atau kotak.
kumparan yang berada di toko masker tersebut melihat dua orang itu, laki-laki berkaos merah dan putih. Mereka berdua mengenakan masker putih saat berbicara dengan pedagang toko.
"Ini harganya berapa?" kata pembeli berbaju merah kepada Wandi, pelayan toko yang sedang mengobrol dengan kumparan di Pasar Pramuka, Jakarta, Minggu (1/2).
Wandi lantas menyebut harga satu boks masker jenis surgical face mask merek Altamed seharga Rp 55.000. Sementara masker jenis disposible face mask merek Jeva lebih murah, Rp 50.000 per boks. Satu boks dua masker tersebut masing-masing berisi 50 lembar.
Akan tetapi, pembeli tersebut ingin masker yang merek Altamed dan bertanya ada berapa boks di toko tersebut. Wandi menjawab hanya ada stok 30 boks.
Mendengar jawaban Wandi, pembeli tersebut langsung bertanya pada temannya dengan bahasa asing yang terdengar seperti Bahasa Mandarin.
"Oke, bisa bantu enggak? Saya cari barang ini yang banyak. Saya kasih harga Rp 60.000. (Cari) 1.000 dus, 2.000 dus," kata pembeli tersebut.
Pembeli tersebut tanya berapa lama barang ada, Wandi bilang tunggu sampai sore hari.
"Pastikan ada. Jangan Insyaallah. Cari keliling," kata dia lagi menjawab Wandi yang ingin memastikan barang tersebut.
Di sela-sela Wandi mencari stok ke toko lain, kumparan bertanya pada pembeli berkaos merah kenapa membeli banyak sekali masker. Dia hanya menjawab singkat tanpa menjelaskan alasannya.
"Ya," katanya ke kumparan singkat.
"Pokoknya gue beli Rp 60.000 (per boks). Lu cari, bantu cari," kata salah seorang pembeli ke rekan Wandi.
Selagi menunggu Wandi, dua pembeli tersebut lanjut mengobrol dengan bahasa asing. Sesekali dia berbicara dengan orang lain di telepon.
Wandi datang dan salah seorang penjaga toko bilang kalau mau masker banyak, barangnya baru ada hari Selasa. Wandi meminta meninggalkan kartu nama mereka.
Penjaga toko menyiapkan belasan boks masker
Tapi, pembeli tersebut ingin hari ini masker ada. Akhirnya, dia sepakat yang hari ini seadanya saja, sekitar 50 boks.
"Enggak, (mau) hari ini. Rp 70.000 (per boks) ready," katanya agak memaksa Wandi dengan kembali menaikkan harga belinya. Pembeli tersebut langsung mengeluarkan uang muka atau down payment. Raut muka Wandi agak kaget.
Dua orang itu lantas pergi dan akan kembali lagi ke toko yang dijaga Wandi. Kepada kumparan, Wandi bilang, dua orang itu memberikan uang muka sekitar Rp 5 juta ke tokonya.
Diakui Wandi, sejak virus Corona merebak di Wuhan, China, pembeli masker di Pasar Pramuka memang melonjak. Dia bilang, di tokonya beberapa jenis masker yang terkenal seperti merek Sensi bahkan sudah kosong stoknya. Sumber: Kumparan.com
kumparan yang berada di toko masker tersebut melihat dua orang itu, laki-laki berkaos merah dan putih. Mereka berdua mengenakan masker putih saat berbicara dengan pedagang toko.
"Ini harganya berapa?" kata pembeli berbaju merah kepada Wandi, pelayan toko yang sedang mengobrol dengan kumparan di Pasar Pramuka, Jakarta, Minggu (1/2).
Wandi lantas menyebut harga satu boks masker jenis surgical face mask merek Altamed seharga Rp 55.000. Sementara masker jenis disposible face mask merek Jeva lebih murah, Rp 50.000 per boks. Satu boks dua masker tersebut masing-masing berisi 50 lembar.
Akan tetapi, pembeli tersebut ingin masker yang merek Altamed dan bertanya ada berapa boks di toko tersebut. Wandi menjawab hanya ada stok 30 boks.
Mendengar jawaban Wandi, pembeli tersebut langsung bertanya pada temannya dengan bahasa asing yang terdengar seperti Bahasa Mandarin.
"Oke, bisa bantu enggak? Saya cari barang ini yang banyak. Saya kasih harga Rp 60.000. (Cari) 1.000 dus, 2.000 dus," kata pembeli tersebut.
Pembeli tersebut tanya berapa lama barang ada, Wandi bilang tunggu sampai sore hari.
"Pastikan ada. Jangan Insyaallah. Cari keliling," kata dia lagi menjawab Wandi yang ingin memastikan barang tersebut.
Di sela-sela Wandi mencari stok ke toko lain, kumparan bertanya pada pembeli berkaos merah kenapa membeli banyak sekali masker. Dia hanya menjawab singkat tanpa menjelaskan alasannya.
"Ya," katanya ke kumparan singkat.
"Pokoknya gue beli Rp 60.000 (per boks). Lu cari, bantu cari," kata salah seorang pembeli ke rekan Wandi.
Selagi menunggu Wandi, dua pembeli tersebut lanjut mengobrol dengan bahasa asing. Sesekali dia berbicara dengan orang lain di telepon.
Wandi datang dan salah seorang penjaga toko bilang kalau mau masker banyak, barangnya baru ada hari Selasa. Wandi meminta meninggalkan kartu nama mereka.
Penjaga toko menyiapkan belasan boks masker
Tapi, pembeli tersebut ingin hari ini masker ada. Akhirnya, dia sepakat yang hari ini seadanya saja, sekitar 50 boks.
"Enggak, (mau) hari ini. Rp 70.000 (per boks) ready," katanya agak memaksa Wandi dengan kembali menaikkan harga belinya. Pembeli tersebut langsung mengeluarkan uang muka atau down payment. Raut muka Wandi agak kaget.
Dua orang itu lantas pergi dan akan kembali lagi ke toko yang dijaga Wandi. Kepada kumparan, Wandi bilang, dua orang itu memberikan uang muka sekitar Rp 5 juta ke tokonya.
Diakui Wandi, sejak virus Corona merebak di Wuhan, China, pembeli masker di Pasar Pramuka memang melonjak. Dia bilang, di tokonya beberapa jenis masker yang terkenal seperti merek Sensi bahkan sudah kosong stoknya. Sumber: Kumparan.com