Usai menyantap daging anjing bersama, sebanyak 27 warga Desa Panombean Hutahurung, Kecamatan Hataran, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengalami keracunan dan harus dilarikan di rumah sakit terdekat.
"Kejadiannya, Rabu 19 Februari 2020, kemarin. Data pastinya itu 27 orang, memang betul (keracunan). Mereka sakit akibat makan daging anjing ,” ungkap Kapolsek Balata, AKP Jagani Sijabat, dikutip Sabtu 22 Februari 2020.
Pada hari kejadian itu, seorang warga di Desa tersebut, sedang menggelar hajatan dengan ?menyediakan untuk makan bersama dengan menu utamanya daging anjing.
“Sudah merupakan kebiasaan emang di situ, mereka beli anjing bersama, biayanya juga patungan, lalu mengerjakannya bersama dan sama-sama memasaknya,” tutur Jagani.
Jagani mengatakan dari puluhan orang itu, ada sebagian sudah diperbolehkan pulang. Kini, pihak kepolisian melakukan penyelidikan terkait keracunan makan daging anjing itu.
“Keadaannya saat ini sudah agak mendingan sebagian warga sudah ada yang pulang. Total saat ini ada 22 orang yang masih dirawat, dan hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab utama keracunan," jelas Jagani. vivanews.com
"Kejadiannya, Rabu 19 Februari 2020, kemarin. Data pastinya itu 27 orang, memang betul (keracunan). Mereka sakit akibat makan daging anjing ,” ungkap Kapolsek Balata, AKP Jagani Sijabat, dikutip Sabtu 22 Februari 2020.
Pada hari kejadian itu, seorang warga di Desa tersebut, sedang menggelar hajatan dengan ?menyediakan untuk makan bersama dengan menu utamanya daging anjing.
“Sudah merupakan kebiasaan emang di situ, mereka beli anjing bersama, biayanya juga patungan, lalu mengerjakannya bersama dan sama-sama memasaknya,” tutur Jagani.
Jagani mengatakan dari puluhan orang itu, ada sebagian sudah diperbolehkan pulang. Kini, pihak kepolisian melakukan penyelidikan terkait keracunan makan daging anjing itu.
“Keadaannya saat ini sudah agak mendingan sebagian warga sudah ada yang pulang. Total saat ini ada 22 orang yang masih dirawat, dan hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab utama keracunan," jelas Jagani. vivanews.com