Jakarta - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, menggodok rencana sosialisasi Pancasila yang lebih modern untuk para generasi milenial. Sosialisasi Pancasila akan dilakukan melalui beragam media, seperti film, musik, hingga media sosial TikTok.
Hal itu disampaikan Yudian dalam rapat kerja (raker) di Komisi II DPR, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020). Yudian awalnya mengungkap pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih menyasar milenial dalam sosialisasi nilai-nilai Pancasila.
"Di sini kemudian yang diharapkan adanya SDM unggul Indonesia, ini generasi milenial, dan dalam hal ini Pak Presiden sangat berkali-kali menekankan kita fokus di sini, maksudnya BPIP fokus di sini, karena ada generasi milenial yang 129 juta jiwa yang kira-kira terputus dari dua sisi," kata Yudian.
"Satu sisi agak terputus dari pemahaman Pancasila, tapi di sisi lain generasi tua ini terputus dari generasi milenial," imbuhnya.
Yudian mengatakan sosialisasi nilai-nilai Pancasila akan dilakukan di semua jenjang pendidikan, dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Selain itu, metode sosialisasi akan disesuaikan dengan psikologi masing-masing audience.
"Nah di sini karena anak-anak milenial itu lebih suka musik, olahraga, film, kuliner, dan seterusnya, maka BPIP diminta untuk fokus di sini. Jadi menitipkan pesan-pesan kepancasilaan dengan cara yang sesuai dengan psikologi anak-anak, generasi milenial. Nah di sini Presiden itu berharap kita memasukkan nilai-nilai kepancasilaan melalui juga media yang sesuai dengan mereka," jelasnya.
Yudian mencontohkan sosialisasi melalui kegiatan olahraga dengan menyisipkan nilai-nilai Pancasila tanpa paksaan. Selain itu, Yudian menyebut BPIP akan menggunakan beragam media, seperti musik, hingga TikTok.
"Saya ambil contoh misalnya begini, kita adakan olahraga. Nah, olahraga itu kita arahkan untuk misalnya persatuan, gotong royong, gitu ya, saling mencintai, suportif, belajar objektif melihat fakta, tapi tanpa dihindari tekanan semacam indoktrinasi. Asal mereka paham bahwa ini adalah nilai-nilai kepancasilaan," ujar Yudian.
"Begitu pula melalui musik, film, medianya tentu nanti di sini, alatnya itu maksud saya ada YouTube, ada blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digital lah, digital mode ini, kita pakai, sehingga nanti akan ada, ya termasuk TikTok, segala macam itu, sehingga nanti akan nyambung antara kira-kira kurikulum di sekolah dengan apa yang ada di luar kurikulum," lanjut dia.
Yudian menyadari psikologis generasi milenial berbeda dengan generasinya, yang dia sebut 'generasi kolonial'. Karena itulah, Yudian menyebut pihaknya akan menggandeng tokoh-tokoh idola generasi milenial untuk sosialisasi nilai-nilai Pancasila.
"Kita akan juga bekerja sama dengan tokoh-tokoh yang mereka idolakan, misalnya kalau mereka suka nyanyi ya tokoh penyanyi milenial yang mereka sukai, dalam olahraga juga begitu, misalnya sepak bola nanti kita pinjam siapa, badminton siapa, basket siapa, agar mereka ini tidak terasa bahwa mereka itu sebetulnya sedang kita ajak untuk berpancasila," pungkasnya. news.detik.com
Hal itu disampaikan Yudian dalam rapat kerja (raker) di Komisi II DPR, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020). Yudian awalnya mengungkap pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih menyasar milenial dalam sosialisasi nilai-nilai Pancasila.
"Di sini kemudian yang diharapkan adanya SDM unggul Indonesia, ini generasi milenial, dan dalam hal ini Pak Presiden sangat berkali-kali menekankan kita fokus di sini, maksudnya BPIP fokus di sini, karena ada generasi milenial yang 129 juta jiwa yang kira-kira terputus dari dua sisi," kata Yudian.
"Satu sisi agak terputus dari pemahaman Pancasila, tapi di sisi lain generasi tua ini terputus dari generasi milenial," imbuhnya.
Yudian mengatakan sosialisasi nilai-nilai Pancasila akan dilakukan di semua jenjang pendidikan, dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Selain itu, metode sosialisasi akan disesuaikan dengan psikologi masing-masing audience.
"Nah di sini karena anak-anak milenial itu lebih suka musik, olahraga, film, kuliner, dan seterusnya, maka BPIP diminta untuk fokus di sini. Jadi menitipkan pesan-pesan kepancasilaan dengan cara yang sesuai dengan psikologi anak-anak, generasi milenial. Nah di sini Presiden itu berharap kita memasukkan nilai-nilai kepancasilaan melalui juga media yang sesuai dengan mereka," jelasnya.
Yudian mencontohkan sosialisasi melalui kegiatan olahraga dengan menyisipkan nilai-nilai Pancasila tanpa paksaan. Selain itu, Yudian menyebut BPIP akan menggunakan beragam media, seperti musik, hingga TikTok.
"Saya ambil contoh misalnya begini, kita adakan olahraga. Nah, olahraga itu kita arahkan untuk misalnya persatuan, gotong royong, gitu ya, saling mencintai, suportif, belajar objektif melihat fakta, tapi tanpa dihindari tekanan semacam indoktrinasi. Asal mereka paham bahwa ini adalah nilai-nilai kepancasilaan," ujar Yudian.
"Begitu pula melalui musik, film, medianya tentu nanti di sini, alatnya itu maksud saya ada YouTube, ada blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digital lah, digital mode ini, kita pakai, sehingga nanti akan ada, ya termasuk TikTok, segala macam itu, sehingga nanti akan nyambung antara kira-kira kurikulum di sekolah dengan apa yang ada di luar kurikulum," lanjut dia.
Yudian menyadari psikologis generasi milenial berbeda dengan generasinya, yang dia sebut 'generasi kolonial'. Karena itulah, Yudian menyebut pihaknya akan menggandeng tokoh-tokoh idola generasi milenial untuk sosialisasi nilai-nilai Pancasila.
"Kita akan juga bekerja sama dengan tokoh-tokoh yang mereka idolakan, misalnya kalau mereka suka nyanyi ya tokoh penyanyi milenial yang mereka sukai, dalam olahraga juga begitu, misalnya sepak bola nanti kita pinjam siapa, badminton siapa, basket siapa, agar mereka ini tidak terasa bahwa mereka itu sebetulnya sedang kita ajak untuk berpancasila," pungkasnya. news.detik.com