Pendukung Presiden Joko Widodo banyak yang mulai mengkritisi kinerja dan kebijakan yang dikeluarkan Jokowi selama memimpin Indonesia karena tidak ingin kapalnya hancur karena dikelola nakhoda yang ngeyel.
Hal itu disampaikan Analis Politik dan Demokrasi Universitas Islam Indonesia, Geradi Yudhistira saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (26/9).
Menurut Gera, sapaan karibnya, pendukung Jokowi terbagi menjadi dua kelompok. Pertama pendukung yang memang rasioanal kritis dan ada pendukung yang mengidolakan Jokowi secara figur.
Ia menilai, pendukung Jokowi lebih banyak yang rasional kritis. Bahkan Geradi mengibaratkan seperti kapal yang berlayar di laut.
Negara Indonesia yang demokrasi, lanjutnya, dianggap sebagai kapalnya. Masyarakat atau pendukungnya dianggap sebagai kapten, dan Jokowi adalah nakhodanya, yang menjalankan kapal.
"Nah kaptennya itu mengarahkan bahwa Anda harus ke sini harus ke sini, nah kalau nakhodanya melenceng maka kaptennya bilang eh kamu melenceng tuh, kamu harus balik lagi," ucap Gera.
Sehingga kata Gera, dapat dinilai pendukung Jokowi paling banyak yakni kelompok yang rasioanal kritis.
Mereka tidak loyal pada Jokowi, melainkan takut jika demokrasi di Indonesia rusak jika Jokowi tetap menjalankan kebijakan yang salah.
"Nah pendukung Jokowi itu banyak yang seperti itu yang kritis, yang mereka loyal tidak pada nakhodanya tapi loyal kepada kapalnya, mereka takut kapal ini rusak," jelasnya. politik.rmol.id
Hal itu disampaikan Analis Politik dan Demokrasi Universitas Islam Indonesia, Geradi Yudhistira saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (26/9).
Menurut Gera, sapaan karibnya, pendukung Jokowi terbagi menjadi dua kelompok. Pertama pendukung yang memang rasioanal kritis dan ada pendukung yang mengidolakan Jokowi secara figur.
Ia menilai, pendukung Jokowi lebih banyak yang rasional kritis. Bahkan Geradi mengibaratkan seperti kapal yang berlayar di laut.
Negara Indonesia yang demokrasi, lanjutnya, dianggap sebagai kapalnya. Masyarakat atau pendukungnya dianggap sebagai kapten, dan Jokowi adalah nakhodanya, yang menjalankan kapal.
"Nah kaptennya itu mengarahkan bahwa Anda harus ke sini harus ke sini, nah kalau nakhodanya melenceng maka kaptennya bilang eh kamu melenceng tuh, kamu harus balik lagi," ucap Gera.
Sehingga kata Gera, dapat dinilai pendukung Jokowi paling banyak yakni kelompok yang rasioanal kritis.
Mereka tidak loyal pada Jokowi, melainkan takut jika demokrasi di Indonesia rusak jika Jokowi tetap menjalankan kebijakan yang salah.
"Nah pendukung Jokowi itu banyak yang seperti itu yang kritis, yang mereka loyal tidak pada nakhodanya tapi loyal kepada kapalnya, mereka takut kapal ini rusak," jelasnya. politik.rmol.id